Kamis, 29 Maret 2012

Akun facebook saya




Tepat malam ini, saya “mematikan” akun facebook saya. Sebenarnya saya sangat tak ikhlas. Secara, saya sudah cukup sangat terkenal di dunia maya yang satu itu. Ha!
Tapi cuma untuk sementara, kok.

Alasannya?

Sebuah komentar seseorang yang penting dalam hidup saya, memengaruhi keputusan ini. Saya sedikit ketakutan. Saya takut sesuatu yang tidak saya inginkan terjadi. Thus, saya pergi meninggalkan teman-teman yang saya cintai itu. Sementara. Sampai sesuatu yang telah saya mulai diselesaikan dengan baik dan sempurna.

Selain itu? Sebuah foto dirinya (yang di-upload di facebook) membuat saya tidak tidur semalaman tadi. Dia berada dalam satu bingkai bersama seorang pejalan kaki. Well, SAYA CEMBURU! Ya ampun, padahal rasa itu sangat tak wajar. Karena saya tahu, dia pasti hanya bercanda dengan foto itu. Saya yakin. Saya tahu, dia dan pekerjaannya memang membutuhkan banyak humor dan hiburan agar tak stress. Saya tahu, tugasnya sangat banyak. Bahkan sampai harus keluar daerah berkali-kali. Saya tahu! Saya tahu! #stress

Tapi mau gimana lagi? Saya terlanjur cemburu. Dan itu susah saya hapus.
--------------

Saya paham sekali dengan sesuatu seperti ini: pilihan. Ya. Saya memilih jalan ini untuk sementara. Sampai semuanya baik-baik saja, karena sekarang keadaan di sekitar saya tidak sedang baik-baik saja.

Karena itu, teman-teman bisa menjumpai saya di dua akun blog saya. Disini saya akan lebih sering berkunjung, bercerita tentang semuanya.

“Kadang, kita harus meninggalkan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu” ~Anonim~

“Temui cinta… Lepaskan rasa…” ~Iwan Fals ft. Padi “Sesuatu yang Tertunda”~

-mks.29/03/2012-

Jumat, 02 Maret 2012

Kenapa hitam?

Saya menulis ini karena terpikir setelah membaca tulisan seorang teman (blogger) beberapa saat lalu. Well, tentang teman yang ini, saya tidak menyangka bahwa dia senang menuliskan pengalaman-pengalamannya di wordpress-nya. Itupun, saya mendapatkan alamat blog-nya itu dari twitter-nya. *tetooot! terlalu banyak kata “nya” dan “”itu”

Nah, di blog itu, tertulis tentang Filosofi Hitam versi dia. Dari situ, saya juga baru menyadari bahwa dia memang benar-benar menyukai hitam. Saya juga baru menyadari, selama saya berteman dengannya, hampir setiap bertemu, dia selalu memakai baju warna hitam. Betapa dia menyukai hitam. Dan filosofi hitam menurut dia, sangat menarik bagi saya. *standing applause

Hmm. That’s why I love blog so much. Di blog, saya bisa menemukan sisi lain dari orang-orang: para blogger, dan orang-orang yang mereka ceritakan atau mereka umpat. Di blog, saya juga mengira bahwa mereka adalah orang-orang yang cerdas. Sungguh. *angguk-angguk segala *serius nih

Kembali ke judul tulisan kali ini. Ya. Kenapa hitam?

Saya menyukai warna hitam. Entah sejak kapan. Entah juga karena apa.
Hal ini bisa dibuktikan dengan tingkah saya yang tiba-tiba terhenti sejenak dari aktivitas (berjalan, berlari, dsb) ketika melihat sesuatu berwarna hitam. Melihat segala aksesoris berwarna hitam, atau spanduk, atau poster, membuat mata saya seperti keranjang.

Dulu, beberapa tahun lalu, tiga-empat hari sepekan, pakaian saya pasti dominan hitam. Dan saya merasa nyaman dengan itu. Meski suasana lagi panas-panasnya, saya ngotot berpakaian hitam. Tapi, sekarang tidak begitu-begitu amat. Sekarang saya sudah sedikit terbuka dengan warna lain: merah, jingga, biru, putih. KECUALI PINK!

Kemarin saja, sewaktu memilih baju bersama Yuna, saya berusaha sekuat tenaga untuk menolak warna hitam. Apalagi waktu Yuna bilang, “Yang ini mo (*nunjuk warna lain). Capek ka liat ko pake hitam terus.” Dan akhirnya saya memilih warna lain, tapi tetap saja nuansa gelap. LOL

Teman saya bilang, filosofi hitam itu:
bisa masuk di lingkungan manapun…
bisa bergaul dengan siapapun…
bisa berinteraksi dengan berbagai macam karakter…
bisa diterima oleh berbagai macam komunitas

Dan saya sangat suka dengan pendapatnya itu. Saya juga sepakat dengannya.

Tapi saya juga punya pemikiran sendiri tentang hitam.

Hitam itu kejujuran yang paling jujur
Hitam itu rahasia yang tidak ada seorangpun yang mengetahui
Hitam itu sisi yang tidak bisa terjamah
Hitam itu sesuatu yang tidak bisa dibagi dengan siapapun
Hitam itu apa adanya, meski orang lain berkata hal yang berbeda
Well, black is rebel


*senyum (sok) bijak

Nah, itulah hitam menurut saya. Dan dengan membaca ini, teman-teman mungkin sudah bisa “membaca” saya.

*wink
#blush
*disappearing