Jumat, 12 September 2014

Menatap Gelap



Malam ini seorang perempuan ingin sendiri. Sesuatu yang mengusik kepala telah membuat ia melangkah menuju tempat yang sepi. Jauh dari kota. Jauh dari lampu dan cahaya malam yang selalu akrab dengannya. Mungkin juga jauh dari dirinya sendiri.

It's not going well, rintihnya. Sesuatu membuatnya berpikir keras. Ini tentang harapan yang ia lambungkan jauh ke angkasa. Telah banyak kata yang ia terbangkan ke dinding langit. Tapi belum juga mendapat balasan. Dan kemudian ia menyadari, bahwa harapan yang terlalu tinggi, tak pernah selalu baik.

Maka ia duduk disini. Di kegelapan padang rumput, yang tak terlihat oleh sesiapa. Laiknya yang putus asa, ia memeluk lutut, menatap langit yang seolah pelit menampakkan gemintang. Bahkan langitpun kosong. Rupanya alam seperti memahami apa yang ia rasakan.

Lalu beberapa bayang seolah berkelebat di depannya. Memori tentang kebersamaan, senyum dan kegembiraan, datang membesarkan hatinya, membentuk mozaik indah di kegelapan langit. Maka beberapa jenak, ia lupa akan hal yang membawanya ke kesunyian ini.

Dan saat ia tak menyadari bahwa ia tengah tersenyum, satu kata muncul dalam benaknya, menghadirkan rasa yang sesegera mungkin ingin ia resapi detik itu juga:



pulang.

1 komentar:

Posting Komentar

Temans, selamat datang di kolom komentar. :)