Minggu, 13 Juli 2014





KEPADA BOCAH-BOCAH PALESTINA: AHMAD, FATIH, YASIR DAN FAZA

Assalamualaykum, adikadikku sayang. Apa kabar kalian? Masihkah bersetia dengan batu dan katapel? Masihkah terjaga oleh bombardir, sementara kalian sedang belajar menghitung di sekolah? Masihkah puluhan drone mengintai, sementara kalian sedang belajar mengeja nama kalian masing-masing?

Terasa pilu, adikku. Kami dengar perang dibangkitkan kembali oleh biadab Israel. Sesungguhnya kami tak menyangka ini akan terjadi saat begini: kenapa harus di bulan puasa?

Bukankah di bulan ini seharusnya kalian tengah mempersiapkan bekal terbaik menuju akhirat? Bukankah kalian harusnya tengah khusyuk mengaji atau menghafal Alquran dalam kesakinahan? Bukankah kalian harus gembira menyambut malam-malam Nuzulul Quran dan I’tikaf? Bukankah harusnya menggigit kurma itu menjadi nikmat dengan kehadiran senyum keluarga kalian?

Tapi, seberapa terkutukkah Yahudi Israel itu, adikadikku? Seberapa biadabkah kumpulan orang yang mengirimkan bom, rudal, pesawat tak berawak untuk memata-matai manusia-manusia tak bersalah?

Seberapa terlaknatkah Yahudi Israel yang memporakporandakan rumah sakit, rumah tahfidz, sekolah, lalu menyebabkan tumpahnya airmata dan darah di tubuh-tubuh mungil kalian?

Tapi, sebegitu muliakah kalian, wahai Ahmad, Fatih, Yasir, dan Faza? Hal mulia apa yang telah kalian lakukan hingga syahid begitu mudah kalian raih -hingga kalian begitu cepat menuju Alloh Azza wa Jalla?

Maka maafkan kami, Yaa Ahmad!
Maafkan kami yang sibuk dengan anakanak kami, memberikan mereka pakaianpakaian serba bagus dan mahal, menyekolahkan mereka di sekolah bergengsi; sementara kau sibuk belajar bagaimana cara melempar batu agar tepat mengenai kepala para biadab itu!

Maka maafkan kami, adik Fatih!
Berdosalah kami yang terlihat sok membelamu, menyebut namamu ketika pencalonan presiden semata untuk pencitraan di depan media; sementara kau, tak ada yang tahu bahwa kau lelah berlari, nafas sisa kurang dari separoh, hanya untuk menghindar dari serangan bom!

Maka maafkan kami, wahai Yasir!
Maafkan kami yang lalai mengingatmu dan mendoakanmu dalam shalat kami, kami lupa dengan status kalian sebagai saudara seiman yang harus dibantu tanpa pamrih.

Maka maafkan kami, adinda Faza!
Maafkan kami yang tak memberi perhatian lebih ketika berita tentangmu muncul di televisi, sementara kami segera mengganti channel untuk menonton real count atau Piala Dunia dan jika ada yang bertanya ‘Apa yang telah kau berikan untuk Palestina?’ kami enteng menjawab ‘Hei, itu bukan urusan saya!’

Lalu di antara semua itu, kudengar kalian lantang berkata:
'Hei, Yahudi Israel terlaknat!
Tembak-tembakilah kebun kami!
Hancur-hancurkanlah rumah kami!
Roboh-robohkanlah masjid kami!
Sebab dada kami masihlah terlampau luas untuk menampung peluru-pelurumu…'

(Uswatun Hasanah Musa, 11 Juli 2014)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Temans, selamat datang di kolom komentar. :)